IKLAN

Kamis, 14 Maret 2013

Karakteristik Bahasa Arab

Oleh: Adi ST
Bahasa Arab memiliki struktur tata bahasa yang sangat unik. Ia mampu mengungkapkan suatu masalah dengan sangat jelas dan dengan kata-kata yang sangat hemat. Pembentukan frasa, kalimat, dan kata-katanya pun sangat teliti. Kata-katanya disusun berdasarkan konsep kata dasar. Kata kerja biasa tersusun dari tiga atau empat konsonan huruf, misalnya K-T-B (kataba, dia menulis). Kata kerja dasar ini bisa di-tasrif (diubah-ubah) sebagaimana kata kerja dalam bahasa lainnya. Kata kerja ini juga bisa digunakan bersama sejumlah tenses, modus, dan infleksi yang tidak kita temukan dalam bahasa lainnya.

Maka kata kerja dasar kataba (dia menulis - waktu lampau) dapat diubah menjadi kutiba (telah ditulis), yaktubu (dia menulis - waktu sekarang), kaatib (tulisan/penulis), maktuub (yang ditulis), dan sebagainya. Kata dasar ini juga dapat diubah menjadi beberapa kata jadian dan kata benda, seperti kitaab (benda yang tertulis atau buku), maktab (tempat menulis, yaitu kantor atau perpustakaan), atau kaatib (orang yang menulis, atau penulis). Sejumlah istilah modern seperti maktaba (toko buku) juga berasal dari kata dasar K-T-B ini. 


Kata dasar, etimologi, makna asli, serta kata jadian merupakan esensi bahasa Arab. Dengan semua itulah berbagai konsep, obyek dan pemikiran dapat dilukiskan dengan kata-kata. Kata-kata baru tidak harus dipinjam dari bahasa lain. Bila para pakar pandai mencari kata-kata baru untuk memperkaya bahasa Arab, maka seluruh manusia akan mahir berbahasa Arab. Kata-kata yang tidak cocok dengan bahasa Arab tidak akan pernah diserap ke dalam bahasa Arab. Sebabnya, dalam jangka pendek maupun panjang hal ini dapat merusak bahasa dan memperlemah penggunaannya. 

Dengan demikian bahasa Arab sangat cocok untuk menjelaskan berbagai peraturan dan berbagai konsep, terutama karena bahasa tersebut tidak terpengaruh oleh berlalunya waktu. Di sinilah pentingnya upaya pelestarian bahasa Arab di tengah-tengah umat Islam. Tidak saja dengan memelihara aspek leksikologinya, tetapi juga aspek morfologi kata-kata, etimologi, sintaksis (nahwu), semantik dan retorika (balaghah).

Dikutip dari: Invasi Politik dan Budaya Asing (2013) oleh Salim Fredericks

1 komentar: