IKLAN

Selasa, 22 Maret 2016

Karakter Dasar Bangsa Arab dalam Pandangan Ibnu Khaldun



Oleh: Adi ST.

Intelektual muslim abad ke-14 Masehi Ibnu Khaldun dalam kitabnya “Muqaddimah Ibnu Khaldun” merinci beberapa karakteristik bangsa Arab dalam kaitannya dengan kekuasaan sebagai berikut:
1.      Hidupnya liar, tidak memiliki tempat menetap atau negeri untuk berlindung. Dengan demikian, luas wilayah atau negeri mereka menjadi “tidak terbatas”. Karena itu, jika mereka memiliki kekuasaan maka kekuasaan mereka bisa menjangkau negeri-negeri yang jauh dari pusat pemerintahan mereka.
2.      Terbiasa hidup dengan merampok dan menimbulkan huru hara. Daerah atau kabilah yang mereka rampok adalah yang mudah mereka jangkau saja. Mereka tidak ingin bersusah payah dalam merampok dan cenderung menghindari kesulitan atau bahaya. Bagi daerah atau kabilah yang terlindungi oleh gunung-gunung terjal maka akan aman dari perampokan mereka.

3.      Tidak membutuhkan orang lain sehingga tidak mau tunduk kepada orang lain. Tidak sadar hukum dan aturan. Tujuan berbagai aktivitas keseharian mereka adalah kejantanan dan menguasai. Ambisi yang tertanam dalam diri mereka hanyalah mengambil harta orang lain, baik dengan merampok atau menjatuhkan denda. Karakter-karakter itu semua berkontradiksi dengan peradaban, sehingga membawa konsekuensi daerah yang dikuasai bangsa Arab akan segera rusak.
4.      Saling berkompetisi dalam hal kepemimpinan. Hanya sedikit di antara mereka yang bersedia menyerahkan kepemimpinan kepada selain mereka, meskipun kepada orang tua, saudara atau keluarga besarnya sendiri. Kecuali karena terpaksa atau karena malu. Dengan demikian, bisa muncul beberapa pemimpin yang mengeluarkan kebijakan berbeda-beda kepada rakyatnya. Keadaan ini akan menyebabkan kehancuran dan keruntuhan peradaban.
5.      Apabila di antara mereka terdapat nabi atau wali yang diutus kepada mereka untuk menyampaikan syariat Allah swt., barulah sifat-sifat tercela mereka akan hilang. Muncullah etika terpuji sebagai gantinya. Visi misi mereka pun mudah disatukan untuk mencapai kemenangan dan kekuasaan.
6.      Melihat karakter dasar bangsa Arab yang seperti itu, pantaslah Rustum, Panglima pasukan Romawi, ketika menyaksikan kaum muslimin mendirikan sholat berjamaah berkata, “Umar telah memakan hatiku. Dia mengajarkan kesopanan kepada (maaf) anjing.”

Referensi:
Mukaddimah Ibnu Khaldun. Cetakan kedua, Oktober 2012, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar